Cerita Abu Nawas sudah terkenal dan sudah turun-temurun selalu diceritakan oleh Arang Tua, sehingga kita generasi sekarang perlu mengetahui Abu Nawas adalah manusia yang selalu memberikan motivasi hidup serta meberikan kita pengetahuan pada masa lalu walaupun karena kelucuannya sehingga kita patut mengetahui sejarah hidup dari Abu Nawas. Abu Nawas merupakan tokoh yang hidup di masa pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid. Abu Nawas dikenal dengan karakternya yang cerdik dan penuh jenaka. Kisah Abu Nawas banyak memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kisah lucu jenakanya juga mampu membuat siapapun yang membacanya terhibur.
ABU Nawas kali ini berlagak pura-pura gila di depan Raja Harun al Rasyid. Bermula ketika suatu hari ayah Abu Nawas, sang penghulu istana, sakit parah dan kritis. Ia pun memanggil Abu Nawas untuk menghadap. Abu Nawas datang mendapati ayahnya yang sudah lemah lunglai. "Hai anakku, aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku," kata ayah Abu Nawas, dikutip dari nu.or.id, Sabtu (8/1/2022)
Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir ayahnya. Ia mencium telinga kanan bapaknya, ternyata beraroma harum, sementara telinga sebelah kiri berbau sangat busuk. "Bagamaina anakku? Sudah kau cium?" "Benar, ayah!" "Ceritakan dengan sejujurnya, aroma kedua telingaku ini," ucap ayahanda Abu Nawas.
"Aduh, Yah. Sungguh mengherankan. Telinga ayah yang sebelah kanan harum sekali. Tapi telinga sebelah kiri kok baunya amat busuk?" "Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begini?" tanya sang ayah.
Abu Nawas berkata, "Wahai ayahku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini." "Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tidak suka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah risiko menjadi qadi (penghulu). Jika kelak kau suka menjadi qadi maka kau akan mengalami hal yang sama. Namun jika kau tidak suka menjadi qadi, maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai qadi oleh Raja Harun al Rasyid. Tapi tidak bisa tidak Raja Harun al Rasyid pastilah tetap memilihmu sebagai Qadi."
Itulah sebabnya Abu Nawas pura-pura menjadi gila. Hanya untuk menghindarkan diri agar tidak diangkat menjadi qadi. Seorang qadi atau penghulu pada masa itu kedudukannya seperti hakim yang memutus suatu perkara. Walaupun Abu Nawas tidak menjadi qadi, dia sering diajak konsultasi oleh Raja untuk memutus suatu perkara. Bahkan, dia kerap kali dipaksa datang ke istana hanya untuk menjawab pertanyaan Raja yang aneh-aneh dan tidak masuk akal. Wallahu a'lam bishawab.
Post a Comment for "Kisah Abu Nawas Pura-Pura Gila di Depan Raja"